28.10.13

Teori Perkembangan Psikologi Kultural-Historis Vygotsky



Prinsip perkembangan psikologis
Tujuan Vygotsky adalah menciptakan psikologi secara teoritis dan metodologis sederajat dengan meneliti karakteristik manusia yang unik. Ada tiga bidang yang membentuk landasan analisi Vygotsky terhadap perkembangan kapabilitas mental manusia, yaitu:

  1. Hakikat kecerdasan manusia
  2. Dua deret baris perkembangan psikologis yang berbeda, biologis dan cultural histori
  3. Desain mode eksperimental untuk menginvestigasi proses psikologis yang dinamis.

Dari ketiga landasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa Vygotsky menyatakan bahwa psikologi harus mempelajari manusia dan bukan hewan, manusia adalah makhluk yang berasional dan secara bertahap mampu menguasai pemikirannya sendiri, dapat terjadi perubahan kognirif dalam diri manusia, dan symbol kultur seseorang dapat berfungsi sebagai instrument pemikiran yang penting bagi perkembangan proses kognitif yang lebih tinggi.

Prinsip Pembelajaran
Vygotsky berasumsi bahwa baik itu kultur individual maupun hubungan pendidikan dengan perkembangan berperan penting dalam perkembangan kognitif.
Kultur tidak hanya member latar untuk perkembangan kognitif individual. Kultur memberi symbol-symbol  cultural (perangkat psikologis) dan anak belajar berpikir dengan bentuk penalaran ini. Vygotsky dan Luria meneliti pendapat mereka tentang perbedaan historis-kultural di awal 1930-an di wilayah Uni Soviet secara terpisah. Studi ini menyimpulkan bahwa membandingkan objek berdasarkan atribut logis dan mengeneralisasikannya ke dalam kategori logis yang sudah dikenal baik bukanlah sebuah operasi yang universal.
Vygotsky mendeskripsikan dua caara pembelajaran mempengaruhi perkembangan, yaitu:  pertama, berlajar yang baik akan mendahului dan memandu perkembangan, tugas kognitif yang dapat diselesaikan anak dengan guru pada hari ini, akan dapat diselesaikan sendiri esok harinya. Dengan kata lain, baik itu pembelajaran maupun imitasi berperan penting dalam perkembangan anak. Kedua, pelajaran akademik merupakan hal penting untuk perkembangan kognitif anak. Yakni, “pemikiran abstrak berkembang di semua pelajaran [yang dipelajari pemelajar]”. Pelajaran seperti membaca dan matematika memuat aktivitas yang membutuhkan kesadaran diri dan control sadar.

Aplikasi Pendidikan
Teori ini membuktikan latar sosiokultural dimana anak belajar dari orang dewasa (“bentuk ideal” dari perilaku kognitif) sebagai asal muasal perkembangan kognitif dan belajar. Karena itu, karakteristik pemelajar, proses kognitif, dan konteks untuk belajar semuanya dilihat dari perspektif tersebut.

  1. Karakteristik pemelajar: adanya perbedaan individual dalam kesiapan dan motivasi untuk melakukan pembelajaran. 
  2. Proses kognitif dan pembelajaran: transfer belajar, pengembangan ketrampilan “bagaimana belajar” dan mengajarkan pemecahan masalah, dibahas dalam teori ini dalam term interaksi sosial antara pemelajar dan orang dewasa, “bentuk ideal” perilaku. 
  3. Konteks sosial untuk belajar: dua aspek dari latar belakang sosial menentukan sifat dan tingkatan perkembangan kognitif anak. Yang pertama adalah perkembangan historis yang diwarisi oleh anak sebagai anggota dari kultur tertentu. Yakni, kulturnya mungkin mengandalkan system symbol yang kompleks, seperti aljabar, kalkulis dan probabilitas atau system perhitungan primitive seperti di Papua New Guinea. Yang kedua, sifat dari interaksi sosial anak dengan anggota masyarakat yang berpengetahuan. Hanya melalui interaksi inilah anak memperoleh makna dan cara untuk menggunakan symbol dalam memfasilitasi pemikiran.

Testimoni UTS online

Saya baru pertama kali mengikuti ujian dengan model email ini. Menurut saya cukup menyenangkan dimana saya diberi jangka waktu yang cukup untuk berfikir dan menuliskan jawaban saya sehingga jawaban yg saya beri benar2 adalah jawaban yg sudah ada terjadi proses kognitifnya. Jika ujian dilaksanakan di kelas, dikarnakan situasi kelas dan waktu yg dibatasi sempit, kemungkinan jawaban yg saya tulis hanya bersifat hafalan dan sedikit proses kognitif di dalamnya.
Kemudian saya juga merasa termotivasi dalam menjawab pertanyaan karna melihat ibu akan memberi reward berupa nilai yang berkaitan dengan teori penguatan skinner. Jadi ketika saya memberikan jawaban 1 dan diberi reward nilai, nilai itu sendiri memicu saya untuk memberikan jawaban 2 sebaik mungkin agar reward terus diberikan.
Kendalanya mungkin berada pada sinyal yg terkadang tidak stabil sehingga karna takut jawaban saya tidak msk ke email ibu, saya mengirim jawaban no 3 dua kali, namun hal tsb masih bisa saya atasi.

:D

15.10.13

Teori Pengembangan Kognitif Jean Piaget

Fokus dari teori Jean Piaget adalah menemukan asal muasal logika alamiah dan transformasinya dari suatu bentuk penalaran ke bentuk penalaran lain. Asumsi dasar dari teori ini adalah konsep Piaget tentang hakikat konstruktivis dari kecerdasan dan faktor-faktor essential dalam perkembangan kognitif. 

Piaget memperlajari perkembangan kecerdasan dengan empat pertanyaan: apa hakikat atau sifat dari pengetahuan? Apa hubungan antara orang yang mengetahui dan realitas? Bagaimana hakikat kecerdasan? Dan, Apa metode investigasi yang tepat? Piaget membuat kerangka untuk riset dan teori nya dari disiplin filsafat, biologi, dan psikologi. Menurut Piaget, sifat pengetahuan dan relasi pemelajar dengan realitas adalah persoalan filosofis. Biologi, menurutnya, memberikan jawaban untuk hakikat kecerdasan, dan psikologi berkaitan dengan isu metode kajian yang tepat (observasi dan percobaan).

Proses mengetahui diciptakan dalam interaksi seseorang dengan lingkungan. Mengetahui adalah bertindak, dan, jika tidak ada tindakan, persoalan pengetahuan (mengetahui) menjadi hilang dalam sistem Piaget.

Hakikat kecerdasan menurut Piaget: pertama, kecerdasan bukan ciri statis yang dapat dinilai secara kuantitatif. Kedua, sistem yang secara terus menerus berinteraksi dengan lingkungan dan membentuk struktur yang dibutuhkan dalam beradaptasi dengan lingkungan.

Ada 4 faktor yang diperlukan untuk transformasi perkembangan dari satu bentuk penalaran ke bentuk yang lain. Faktor itu adalah lingkungan fisik, kematangan, pengaruh sosial, dan proses yang disebut sebagai pemyeimbangan.

Periode perkembangan yang diindentifikasi oleh Piaget adalah tahap sensorimotor, pra-operasional, operasionalnkonkret, dan operasional formal. Pada periode sensorimotor, bayi mengonstruksi tindakan yang memungkinkannya untuk berinteraksi dengan lingkungan. Dalam periode pra-operasional, anak membuat keputusan tentang kejadian berdasarkan petunjuk perseptual dan tidak membedakan antara realitas, kemungkinan, dan keniscayaan dalam situasi pemecahan masalah. Periode operasional konkret dan formal merepresentasikan penalaran logis, meskipun periode ini berbeda secara kualitatif.

Aplikasi pendidikan
Konsep yang dikembangkan oleh Piaget bisa diimplementasikan di prasekolah dan sekolah dasar dengan memberikan aktivitas yang kaya untuk eksplorasi anak. Namun ada pula faktor seperti isu kelas, karakter pemelajar, proses kognitif dan pembelajaran, implikasi bagi penilaian, konteks sosial untik belajar, dan relasi dengan perspektif lain yang mempengaruhi proses belajar.

Mengembangkan strategi di kelas
Implementasi konsep Piaget pada setiap peringkat kurikulum dapat dicapai dengan menggunakan 4 langkah umum berikut:
1. Menentukan prinsip mana dalam suatu mata pembelajaran atau kurikulum yg biasanya diajarkan melalui sarana verbal yg dapat digantikan dengan riset yang diarahkan oleh siswa sendiri.
2. Memilih/ mengembangkan aktivitas kelas untuk topik yang telah diidentifikasi.
3. Mengidentifikasi kesempatan bagi pertanyaan guru yg mendukung proses pemecahan masalah.
4. Menilai pelaksanaan implementasi setiap aktivitas, mencatat keberhasilan dan revisi yang diperlukan.

11.10.13

Problem Based Learning (PBL)

Problem based learning atau PBL adalah metode pembelajaran yang menggunakan masalah untuk memicu pembelajaran sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.

Pembelajaran menggunakan metode PBL dilakukan dengan tiga sesi, yaitu sebagai berikut:
SESI  1
Yang harus dilakukan pada sesi 1 adalah membahas pemicu yang diberikan, mencoba memahami apa yang sebenarnya menjadi masalah, mencari istilah yang belum dimengerti, membuat hipotesis, dan membagi tugas dalam kelompok untuk mempelajari secara mandiri topik pembelajaran. Inti dari sesi pertama adalah memahami inti permasalahan yang akan dibahas dan masing-masing anggota mencari informasi mengenai masalah tersebut.

SESI 2
Di sesi kedua, kelompok melakukan diskusi setelah mencari info mengenai masalah , membahas masalahdalan kelompik dan menyusun solusi yang paling sesuai, dan kemudian menyusun laporan atau bahan presentasi kelompok serta melakukan evaluasi efektifitas kegiatan belajar kelompok. Jadi pada sesi kedua, kelompok difokuskan untuk berdiskusi dan menggabungkan informasi yang ada serta mencari solusi yang paling tepat.

SESI 3
Pada sesi terakhir, kelompok melakukan presentasi makalah kelompok dan mengamati hasil presentasi kelompok lain serta berbagi informasi dengan kelompok lain melalui diskusi di kelas.

Jika diskemakan, PBL berbentuk seperti rantai yang dimulai dari:
Masalah->cari informasi-> diskusi kelompok -> presentasi dan diskusi kelas

1.10.13

Teori Skinner

Seperti John Watson (1931), Skinner percaya bahwa psikologi dapat menjadi sains hanya melalui studi perilaku. Berbeda dengan Watson, Skinner mempelajari jenis perilaku yang lain-perilaku yang tidak secara otomatis dipicu oleh stimulus tertentu.

Dalam definisi Skinner, ia mencetuskan konsep reinforcement (penguatan) dan punishment dimana ketika individu mendapatkan salah satu konsep tersebut, dipercayai dapat meningkatkan perilaku individu sehingga perilaku itu sendiri dapat dibentuk. Para ahli percaya bahwa penerapan teori Skinner lebih bermanfaat pada anak-anak, sedangkan pada orang dewasa penerapannya kurang bermanfaat. Pemberian reinforcement dan punishment harus konsistem dimana Skinner memunculkan jadwal pemberian reinforcement sbb: fixed interval, fixed ratio, variable interval dan variabel ratio. Pemilihan jadwal interval disesuaikan pada masing-masing kasus individu dan harus dilakukan secara teratur.

Contoh dari teori Skinner:
Saya menyuruh seorang anak untuk berbicara di depan kelas dan ketika ia merespon dengan berbicara di kelas, saya beri permen kepadanya (reinforcement/penguatan). Aktivitas ini selalu saya ulang tiap minggu sehingga lama kelamaan, tanpa diberi permen pun, anak tersebut akan berbicara di depan kelas dengan sendirinya.

Skinner dan proses belajar di kelas
Pembentukan perilaku dikelas pertama-tama membutuhkan spesifikasi yang jelas untuk perilaku yang akan dipelajari. Kedua, keterampilan awal (entry skill) dari pemelajar harus diidentifikasi. Kemudian pokok pelajaran harus diprogram secara hati-hati dengan langkah bertahap sehingga pengajarannya bisa menjamin kesuksesan tindakan. Alat mekanis yang disebut mesin pengajaran dikembangkan oleh Skinner untuk mengajarkan mata pelajaran yang terprogram.

Guru kelas dapat menggunakan teknologi dari Skinner melalui 3 cara :
  • Menggunakan stimuli diskriminatif dan penguatan dalam interaksi dikelas secara tepat
  • Mengimplementasikan langkah – langkah pembentukan di dalam pengajaran
  • Menyusun materi pelajaran yang diindividualisasikan

Otak Manusia

Otak manusia adalah sistem yang paling kompleks yang pernah dikenal di alam ini; kompleksitasnya menyamai dan mungkin melebihi kompleksitas struktur ekonomi dan sosial yang paling rumit sekalipun. Otak adalah bidang ilmu yang baru. (Goldberg, 2011)

Blok pembentuk dasar otak adalah neuron, yang merupakan unit komunikasi, sel-sel glial, yang memberikan dukungan struktural untuk neuron. Masing-masing neuron terdiri dari satu sel dan "kabel" komunikasi antar neuron-yang dinamakan axon ("ekor" panjang) dan seperangkat dendrite atau cabang. Dendrit bersturktur seperti pohon yang bercabang keluar dari tubuh sel dan mengumpulkan sinyal dari neuron lain. Kemudian sinyal yang terkumpul itu dikirimkan ke axon, lalu neuron lain dan ke beberapa neuron lainnya lagi. Jalur dimana sinyal diluncurkan ke dendrite dari neuron lain adalah synapse. Ada sekitar 100 triliun synapse di otak manusia dan "ada sampai beberapa puluh ribu per sel. Dengan kata lain, tiap neuron dapat menerima sinyal dari puluhan atau ratusan ribu synapse, dan komunikasinya bisa jadi satu-satu, satu-banyak, atau banyak-ke-satu.

Ketika satu neuron jadi aktif, ia mengirimkan aliran listrik melewati axon ke synapse. Tindakan ini dinamakan "memantik". Waktu untuk memantikkan sinyal adalah singkat, sekitar 10 mili detik. Biasanya ketika aliran listrik sampai ke synapse, ia kemudian dibawa melintasi synapse oleh cairan kimia yang dikenal sebagai neurotransmitter. Efek neurotransmitter terhadap neuron penerima adalah menaikkan kemungkinan neuron itu teraktivasi atau menurunkan kemungkinan aktivasi.

Jadi ketika kita sedang membaca atau belajar, terjadi proses dalam otak yang dapat dijelaskan dengan teori diatas yaitu:
Saat mata melihat buku atau tulisan, saraf visual di mata akan membawa informasi yang kita lihat ke otak dan ketika informasi tersebut sampai di otak, ia menjalar melalui neuron satu ke neuron lainnya. Cairan neurotransmitter yang berada dalam sel neuron membantu penyebaran informasi ke neuron lainnya hingga sampai ke thalamus. Thalamus adalah bagian dari otak yang memproses informasi tertentu (seperti visual, audio dan tactile) dan dengan sampainya informasi ke thalamus, otak akan bekerja untuk merespon kembali informasi yang masuk.