13.6.14

Paedagogi lanjut ke Andragogi


            Selama kurang lebih 22 tahun saya menjalani proses pendidikan formal di sekolah dan di perguruan tinggi. Proses yang saya jalani di kedua institusi memiliki perbedaan dimana di sekolah diterapkan sistem paedagogi, sedangkan di perguruan tinggi lebih ditekankan sistem andragogi.
Di sekolah, sistem yang diterapkan adalah sistem pendidikan paedagogi. Pedagogi berasal dari kata Yunani “paedos”, yang berarti anak laki-laki, dan “agogos” artinya mengantar atau membimbing. Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld pedagogi adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak kearah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak “mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya”. Pedagogi adalah ilmu pendidikan anak. Pada masa sekolah, guru selalu membimbing siswa dalam mempelajari bab baru yang ada di dalam buku secara sistematis. Guru memberikan catatan, tugas, kuis, dan ujian yang harus diikuti siswa. Guru sendiri juga yang menentukan topik apa saja yang seharusnya dipelajari oleh siswa tingkat berapa dan di hari apa saja pelajaran itu ada tiap minggunya. Guru juga selalu memantau progres siswa apakah siswa sudah mengerti sepenuhnya pada materi yang disampaikan, dan jika siswa belum mengerti maka guru akan menjelaskan lagi hingga siswa mengerti. Selain memantau progress, guru juga memeriksa apakah siswa sudah menyelesaikan semua tugas yang diberikan dengan asumsi jika siswa sudah bisa menyelesaikan, maka siswa setidaknya sudah lebih paham mengenai materi yang diajarkan.  Dalam pembelajaran paedagogi, siswa seakan menjadi pelajar pasif dimana semua materi pembelajaran disiapkan oleh guru dan biasanya materi hanya berupa hal-hal yang teoritis.
Sedangkan di perguruan tinggi, menurut saya sistem pembelajaran yang lebih ditekankan adalah sistem pembelajaran andragogi. Andragogi adalah proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman belajar. Istilah ini awalnya digunakan oleh Alexander Kapp, seorang pendidik dari Jerman, pada tahun 1833, dan kemudian dikembangkan menjadi teori pendidikan orang dewasa oleh pendidik Amerika Serikat, Malcolm Knowles. Andragogi berasal dari bahasa Yunani yang berarti mengarahkan orang dewasa.
Sistem pembelajaran andragogi ditujukan kepada orang dewasa. Orang dewasa seharusnya memiliki control diri yang lebih besar dibandingkan anak-anak dan remaja yang masih harus diatur dalam pelaksanaan tugas. Di perguruan tinggi juga saya belajar banyak hal dimana yang dipelajari tidak hanya bersifat teoritis melainkan hal yang applied seperti ketepatan waktu, cara berkomunikasi, pembuatan jadwal belajar sendiri dan sebagainya. Pembelajaran andragogi dapat membantu siswa dalam menjalani kehidupan nyata dimana kualitas dari siswa dapat ditingkatkan untuk menjadi individu yang lebih mandiri.
Pembelajaran andragogi membutuhkan kesadaran diri dimana siswa merasa suatu materi itu penting dan memiliki kebutuhan akan materi tersebut sehingga siswa dituntut untuk mencari sendiri materi tersebut baik dari buku maupun online. Tidak seperti paedagogi, pembelajar andragogi tidak ditanya-tanya mengenai tugas melainkan menyelesaikan tugas dengan sendirinya.

3.6.14

Tes Standar


Tes berbasis standar adalah tes yang digunakan untuk menilai kemampuan yang seharusnya dimiliki murid sebelum mereka naik ke kelas berikutnya.
Tujuan tes standar adalah untuk:
  1. Memberikan informasi tentang kemajuan murid.
  2. Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid.
  3. Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus.
  4. Memberi informasi untuk merencanakan dan meningkatkan pengajaran / instruksi.
  5. Membantu administrator mengevaluasi program.
  6. Memberikan akuntabilitas.
Kriteria untuk mengevaluasi tes standar:
  1. Norma.
  2. Validitas : validitas isi, validitas kriteria (concurrent validity & predictive validity), construct validity.
  3. Reliabilitas  : test-retest reliability, alternate-forms reliability, dan split-half reliability.
  4. Keadilan.
Jenis paling umum tes standar adalah tes kecakapan (aptitude test) dan tes prestasi. Tes kecakapan (aptitude test) digunakan untuk memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut. Contoh: tes Stanford-Binet, Wechsler Scales. Sedangkan tes prestasi digunakan untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang sudah dikuasai murid.
Jenis tes prestasi standar adalah sebagai berikut:
1.     SURVEY BATTERIES merupaka sekelompok tes pokok persoalan individual yang didesain untuk murid level tertentu.
2.     SPECIFICS SUBJECT TESTS bertujuan untuk menilai keahlian di bidang tertentu seperti membaca atauu matematika.
3.     DIAGNOSTIC TESTS yang terdiri dari evaluasi area pembelajaran spesifik secara relatif mendalam dan bertujuan untuk menentukan kebutuhan pembelajaran spesifik murid sehingga kebutuhan tsb dapat terpenuhi melalui instruksi reguler atau remedial.